Ilmuwan tak sepenuhnya tahu cara terbentuknya tata surya. Namun, ini adalah penjelasan terbaik yang disetujui sebagian besar kaum cendekia tersebut.
Awan molekul yang runtuh ke dalam dirinya sendiri dan membentuk tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam, menjadi penjelasan yang disetujui ilmuwan. Dalam penggambaran yang disebut model nebula ini, matahari menjadi yang pertama terbentuk kemudian dikelilingi cakram gas dan debu berputar-putar.
Cara Matahari terbentuk
Beberapa bukti, termasuk hasil studi 2010 oleh ilmuwan di lembaga Carnegie, menunjukkan adanya kontraksi yang didorong ledakan supernova terdekat. Menurut ‘From Suns to Life: A Chronological Approach to the History of Life on Earth’ (Springer, 2004), kekuatan lain seperti perbedaan kepadatan juga menyebabkan awan ini mulai runtuh.
Awalnya, gas yang terkumpul dalam pusat padat cakram berputar ini menciptakan Protosun. Tabrakan antara molekul memanaskan benda-benda lain dan akhirnya meningkatkan suhu hingga 10 juta derajat Celcius.
Tabrakan yang makin panas dan ganas ini memicu reaksi nuklir yang mengubah Protosun menjadi bintang. Menurut ‘From Suns to Life,’ proses ini memakan waktu sekitar 100 ribu tahun.
Cara Planet terbentuk
Sementara itu, dalam materi cakram yang mengelilingi matahari muda, proses yang disebut akresi membentuk planet, bulan, komet serta asteroid. Partikel kecil yang saling bertabrakan membentuk tubuh yang lebih besar akhirnya mencapai ukuran planetesimal, hingga beberapa diameter kilometer.
Ukuran ini cukup besar untuk menciptakan gravitasi sendiri. Kemudian menurut Lunar and Planetary Institute, badan-badan ini menarik lebih banyak partikel kecil dan menyisakan yang terbesar saja.
Di daerah panas dekat Matahari berkembang, air pada planetesimal ini cenderung menguap dan gasnya tersapu keluar dan hanya materi berat, seperti silikon dan logam bisa mengembun menjadi padat. Planet muda di tata surya bagian dalam (seperti Bumi) terbentuk dari materi ini, batuan padat.
Lebih jauh dari bintang baru, suhu dingin dan es yang melimpah memungkinkan tubuh yang jauh lebih besar terbentuk dan menciptakan inti planet seperti Yupiter dan Saturnus. Menurut buku referensi astronomi edisi ketiga ‘The Solar System’ sebuah buku referensi astronomi, inti-inti ini cukup besar sehingga gravitasi bisa menarik gas dari nebula sekitar dan menciptakan raksasa gas di luar tata surya.
Obyek lain di tata surya
Di luar Neptunus, di bagian cakram yang lebih dingin, tak ada cukup materi tersedia untuk planetesimal tumbuh menjadi raksasa gas. Potongan-potongan terhambat ini akhirnya membentuk sabuk Kuiper.
Menurut ‘The Solar System,’ bidang planetesimal lain yang menjadi sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter diduga disimpan dari penggumpalan planet oleh gravitasi Yupiter. Model Nebula inilah yang menjelaskan mengapa semua planet berada di orbit bidang rotasi matahari.
Awan molekul yang runtuh ke dalam dirinya sendiri dan membentuk tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam, menjadi penjelasan yang disetujui ilmuwan. Dalam penggambaran yang disebut model nebula ini, matahari menjadi yang pertama terbentuk kemudian dikelilingi cakram gas dan debu berputar-putar.
Cara Matahari terbentuk
Beberapa bukti, termasuk hasil studi 2010 oleh ilmuwan di lembaga Carnegie, menunjukkan adanya kontraksi yang didorong ledakan supernova terdekat. Menurut ‘From Suns to Life: A Chronological Approach to the History of Life on Earth’ (Springer, 2004), kekuatan lain seperti perbedaan kepadatan juga menyebabkan awan ini mulai runtuh.
Awalnya, gas yang terkumpul dalam pusat padat cakram berputar ini menciptakan Protosun. Tabrakan antara molekul memanaskan benda-benda lain dan akhirnya meningkatkan suhu hingga 10 juta derajat Celcius.
Tabrakan yang makin panas dan ganas ini memicu reaksi nuklir yang mengubah Protosun menjadi bintang. Menurut ‘From Suns to Life,’ proses ini memakan waktu sekitar 100 ribu tahun.
Cara Planet terbentuk
Sementara itu, dalam materi cakram yang mengelilingi matahari muda, proses yang disebut akresi membentuk planet, bulan, komet serta asteroid. Partikel kecil yang saling bertabrakan membentuk tubuh yang lebih besar akhirnya mencapai ukuran planetesimal, hingga beberapa diameter kilometer.
Ukuran ini cukup besar untuk menciptakan gravitasi sendiri. Kemudian menurut Lunar and Planetary Institute, badan-badan ini menarik lebih banyak partikel kecil dan menyisakan yang terbesar saja.
Di daerah panas dekat Matahari berkembang, air pada planetesimal ini cenderung menguap dan gasnya tersapu keluar dan hanya materi berat, seperti silikon dan logam bisa mengembun menjadi padat. Planet muda di tata surya bagian dalam (seperti Bumi) terbentuk dari materi ini, batuan padat.
Lebih jauh dari bintang baru, suhu dingin dan es yang melimpah memungkinkan tubuh yang jauh lebih besar terbentuk dan menciptakan inti planet seperti Yupiter dan Saturnus. Menurut buku referensi astronomi edisi ketiga ‘The Solar System’ sebuah buku referensi astronomi, inti-inti ini cukup besar sehingga gravitasi bisa menarik gas dari nebula sekitar dan menciptakan raksasa gas di luar tata surya.
Obyek lain di tata surya
Di luar Neptunus, di bagian cakram yang lebih dingin, tak ada cukup materi tersedia untuk planetesimal tumbuh menjadi raksasa gas. Potongan-potongan terhambat ini akhirnya membentuk sabuk Kuiper.
Menurut ‘The Solar System,’ bidang planetesimal lain yang menjadi sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter diduga disimpan dari penggumpalan planet oleh gravitasi Yupiter. Model Nebula inilah yang menjelaskan mengapa semua planet berada di orbit bidang rotasi matahari.
0 komentar:
Posting Komentar